Atasi krisis
ekonomi, pemerintah disarankan urus utang swasta
Merdeka.com - Ekonom Iman Sugema memandang, Indonesia sudah mengalami krisis ekonomi,
baik di sektor keuangan maupun sektor riil. Sebagai
antisipasi agar dampaknya tidak semakin parah hingga 3 tahun ke depan, dia
punya usul kepada pemerintah, terutama buat
memperkuat neraca pembayaran.
Salah satu dampak krisis yang terlihat adalah
anjloknya mata uang Rupiah. Dia menilai, hal itu ada kaitannya dengan jumlah utang swasta yang
semakin hari semakin besar. Padahal, akumulasi dolar membahayakan nasib
perusahaan dalam negeri.
Ekonom dari Lembaga EC-Think ini meminta
Kementerian Keuangan aktif melobi kreditur perusahaan asing di luar negeri
supaya memperpanjang tenor (jatuh tempo) pembayaran utang. Dia menilai,
pemerintah selama ini memandang utang swasta
sebagai beban, dan skeptis karena menganggap
pengusaha hanya butuh negara untuk dana talangan.
"Biasanya para birokrat di kemenkeu dan BI
sangat gatel dengar utang swasta, yang dipandang selalu minta bailout. Sekarang
ini yang diperlukan meyakinkan kreditur supaya mereka memperpanjang
tenor-nya," kata Iman.
Bank Indonesia dalam laporan bulan lalu juga
membenarkan besarnya utang swasta. Hingga September 2013, utang luar negeri
swasta didominasi oleh korporasi non bank yang mencapai USD 111,6 miliar atau
83,3 persen. Sisanya, USD 22,3 miliar merupakan utang luar negeri swasta bank.
Nominal itu lebih besar dari utang pemerintah sebesar USD 125,6 miliar.
Rata-rata yang waktu jatuh temponya pendek adalah
utang perbankan, mencapai 65,7 persen dari total utang luar negeri perusahaan
swasta bank.
Langkah lain agar sektor keuangan dalam negeri
lebih sehat adalah mengubah status perusahaan multinasional besar di Tanah Air,
jadi investor khusus. Diharapkan, pemberian keistimewaan ini membuat mereka
tidak melarikan labanya ke luar negeri, yang bisa menggerus kebutuhan dolar.
"Repatriasi modal perusahaan multinasional,
itu lebih besar dibandingkan jumlah arus modal asing. Setiap tahun kita harus
mengeluarkan USD 25 miliar untuk repatriasi. Kalau bisa, ciptakan status
investor diistimewakan. Intinya untuk menjaga uang mereka tidak keluar,"
kata Iman.
Tanggapan :
Menurut saya , Kita harus
mengupayakan agar utang-utang swasta tidak menyebabkan Negara kita bangkrut
secara finansial. Karena kewajiban utang luar negeri besar, kemudian
perusahaan-perusahaan swasta kita pinjam dalam dolar, penghasilan Rupiah, harus
dipikirkan supaya tidak bangkrut,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar